Selamat datang di The Journey...Semoga mendapat manfaat dari ini...

The Journey

The Journey
Selamat Datang ! Suatu kehormatan bagi the Journey atas kunjungan ini. Semoga mendapat sesuatu yang bermanfaat di Blog ini

daftar isi

Rabu, 18 Mei 2011

MENCARI “TOMBOL” KEBAHAGIAAN, SEGAMPANG MENG”KLIK” TOMBOL PLAY PADA WINAMP



Sobat, kalo semisal saya bertanya, “Semua peristiwa, kejadian, masalah dan segala akitvitas dimasa lalu dan yang akan datang, itu membuat kita merasa bahagia dan atau kecewa, betul apa tidak ?”. Saya yakin semua pasti akan menjawab “BETUL !!” (saya beri huruf balok untuk menandakan bahwa betapa yakinnya anda dengan jawaban tersebut). Atau mungkin ada yang mengatakan,”Ah, itu sih pertanyaan gampang!”. Di bilang gampang bisa jadi karena pertanyaan tersebut hanya membutuhkan jawaban benar atau salah. Jadi fifty fifty. Atau bisa jadi karena pertanyaan tersebut memang benar-benar “gampang”. Terus bagaimana jika ternyata jawabannya “TIDAK ?”, saya yakin anda semua pasti akan penasaran dan lebih menyimak tulisan di bawah ini.

Sobat, perasaan “bahagia” dan “kecewa” diatas merupakan dua perasaan yang mewakili “genre” masing-masing kondisi hati. Bahagia mewakili senang, damai, nyaman, puas, dan sejenisnya. Begitu pula sebaliknya, kecewa mewakili sedih, marah, jengkel, dengki, dan sejenisnya. Dua perasaan inilah yang sering berkecamuk dan “bertarung” dalam diri kita tatkala kita menghadapi sebuah peristiwa, kejadian, ataupun masalah. Perasaan apa yang menang, sebenarnya tergantung dari seberapa besar kita bisa memahami manakah yang menentukan dua perasaan itu. Peristiwa, kejadian, dan masalah kah atau diri kita sendiri.
Sebenarnya kita sendirilah yang menentukan dua perasaan tersebut. Apapun kejadian, peristiwa, masalah baik di masa lalu maupun yang akan datang jika kita mampu untuk selalu menghadirkan perasaan bahagia maka tidak peduli seberat apapun kejadian, begitu menyedihkan dan mengharu birunya peristiwa atau sepelik apapun masalahnya, kita akan tetap bahagia. Begitu pula sebaliknya, kejadian-kejadian yang seharusnya menyenangkan, namun kalau hati kita bersedih dan kecewa ya capek deh. Jadi, mau ada peristiwa yang seharusnya sedih, kecewa, kesal, atau apalah kalau kita bisa “menyetel” dan menekan “tombol” bahagia kita, so what gitu loh.
Sekarang pertanyaan selanjutnya adalah “Bagaimana kita bisa selalu menghadirkan perasaan bahagia disetiap peristiwa, kejadian atau masalah yang kita hadapi ?”, pasti kita semua akan menjawab “SULIT!”. Bagaimana jika saya menjawab “Tidak sulit kok!, bahkan segampang kita menekan tombol play pada winamp!”. Saya yakin pada saat ini anda sudah gregetan dengan tulisan ini.
Sobat, tatkala Tuhan meniupkan ruh kehidupan pada diri kita yang ada pada rahim ibu tercinta, pada saat itulah Dia memberikan “value of Gods” atau nilai-nilai Ketuhanan pada diri kita. Sifat-sifat kebaikan sudah built in ada tatkala kita lahir. Itulah mengapa bayi yang baru lahir dikatakan suci. Bahkan dikarenakan kita makhluk yang sempurna sampai-sampai Tuhan memerintahkan makhluk yang lain untuk “sujud” pada Adam, manusia pertama. Iblispun kecewa dan akhirya bersumpah untuk menebarkan perasaan “kecewa” kepada seluruh anak cucu Adam.
Dan, sobat perasaan “terkutuk” itu, kecewa, secara sadar maupun tidak ternyata lebih sering kita tekan “tombol”nya tatkala menjumpai masalah. Biasanya didahului dengan negatif thinking terhadap masalah. “Ah soal ini sulit, saya pasti gagal”, “Kenapa ya si Fulan kok selalu dapat nilai seratus, pasti ada main dengan guru itu”, “Ortuku gak adil, masak memberi uang saku kakak lebih banyak dari aku”, “pusiiing, deh”. Kalimat-kalimat tadi adalah secuil contoh tatkala kita mengawali sebuah peristiwa. Ya, kita terlalu sering mengawali setiap peristiwa dengan kecewa. Maka yang terjadi adalah serentetan kejadian yang membuat kita benar-benar kecewa, lalu putus asa, dengki, hasut dan perasaan buruk lainnya. Padahal sejak awal kita adalah makhluk yang sempurna, yang seharusnya sebanding dengan bahagia. Yang seharusnya mengawali setiap peristiwa dengan perasaan bahagia pula.
Kalau boleh saya mengatakan, bahwa semua peristiwa dan kejadian akan terekam oleh otak kita. Otak ini akan bersifat obyektif. Dia akan menyampaikan ke hati kita semua “data-data” tentang peristiwa dan kejadian yang kita alami tanpa sedikitpun dikurangi atau ditambah. Hati yang saya maksud disini adalah sumber perasaan manusia. Hati yang membeku tentu akan sulit untuk menentukan sikap, apakah akan bahagia atau kecewa. Artinya jika “data” yang diberikan otak kita adalah “data-data” kecewa maka hatipun akan ikut kecewa. Namun hati yang menemukan kebahagiaannya sudah barang tentu akan menolak hal tersebut. Apapun “data” yang diberikan oleh otak, akan diolah menjadi “perasaan bahagia”. Hal ini akan terlihat pada setiap orang yang selalu tegar, tersenyum dan tetap fight seberat apapun masalah dia.
Sobat, mari kita lihat komputer. Saat pertama kali kita beli, tentu kita akan berpikir untuk mengisinya dengan program / software yang menyenangkan dan membahagiakan kita. Yang suka nonton film, maka akan diisi software power DVD, Media Player, dll. Yang suka musik akan menginstal winamp, mp3 player, dll. Yang suka game akan menginstal counterstrike, zuma, dll. Yang suka ngenet akan mengupdate web browser terbaru, seperti IE 7, firefox atau opera agar lebih cepat internetannya. Tidak mungkin kan kita mengisinya dengan virus atau spam. Tidak. Virus baru akan datang, melalui flashdisk kita sendiri, file yang kita masukkan atau melalui teman yang pinjam komputer kita dengan membawa cd program yang penuh dengan virus. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara mengatasi virus pada komputer tentu hal ini akan mengganggu “kebahagiaan” kita dalam menggunakan komputer. Pada prinsipnya hampir semua virus ada antivusnya, tergantung dari kita tahu apa tidak. Sama halnya dengan manusia. Setiap masalah pasti ada jalan keluar. Namun kita sendiri yang terkadang justru menutupinya dengan perasaan kecewa akibat dari hati yang membeku.
Pertanyaan saya selanjutnya, dari mana anda tahu bahwa untuk memainkan winamp harus klik ini, untuk bermain game klik tombol itu, untuk menonton film anda tinggal klik ini?
Mungkin jawabannya beragam. Ada yang menjawab diberitahu teman, guru TIK, membaca buku, mencoba-coba trial and error, dll. Namun pada intinya, anda berusaha kan. Dan ketika berhasil, maka untuk selanjutnya gampang sekali bagi anda mengulanginya.
Sobat, begitu pula untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana kita bisa selalu menghadirkan perasaan bahagia disetiap peristiwa, kejadian atau masalah yang kita hadapi ?”. Maka kita harus mencari “tombol”nya. Berusaha. Sekali kita menemukannya maka untuk kedua kali dan seterusnya akan gampang sekali untuk “memainkannya”. Tinggal “klik”. Bahagia disini maksud saya adalah bahagia yang hakiki. The true happiness. Bukan bahagia semu. Berbahaya sekali jika kita justru menganggap bahagia semu itulah kebahagian sejati kita. Maka kasihan sekali kita. Karena bahagia semu hanya senang diluar namun hati menangis. Dan jangka waktunya pendek atau sesaat. Jika sudah selesai, maka bisa jadi perasaan kecewa luar biasa yang muncul. Bahagia yang hakiki artinya adalah kita mencari kebahagiaan tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Kebahagiaan itulah yang harusnya kita tuju dan cari. Kebahagiaan yang hakiki bagi kita adalah saat berjumpa dengan Tuhan di surga. Otomatis jika kebahagiaan seperti itu yang kita cari, maka dalam hidup kita akan selalu berada pada jalan-Nya, mengikuti aturan main yang telah ditentukan-Nya dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi larangan-Nya. Sehingga dalam menghadapi peristiwa, kejadian ataupun masalah kita selalu merasa bahwa Dia ada dan mengawasi kita bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Dan bagi kita, terutama muslim, tidaklah sulit untuk mencari kebahagiaan itu dikarenakan “pedoman hidup” sudah ada dan bahkan seringkali kita baca tiap hari. Tinggal kita mau apa tidak untuk menghayati, dan mengamalkannya.
Sobat, saat Zat yang Maha Kuat berada di dekat kita, siapa yang bisa mengalahkan kita. Saat Dia mencurahkan kasih & sayang-Nya mengapa kita harus kesepian dan bermuram durja. Tatkala Dia membuka pintu rejekinya mengapa kita merasa hampa & papa. Tatkala Dia menebar “ilmu”-Nya di penjuru alam semesta mengapa kita masih seperti orang jahiliyah. Bukankah selayaknya kita bahagia ?
Saya begitu yakin, ketika kita mampu mengawali setiap peristiwa dengan menekan tombol bahagia, maka kejadian-kejadian selanjutnya akan berlangsung dan berakhir dengan bahagia pula. Walaupun mungkin ditengah-tengahnya ada masalah yang membuat kita bersedih atau kecewa, namun hal itu tidak membuat saya terus-terusan sedih dan kecewa, justru dengan “menekan” secara terus menerus “tombol bahagia”, saya dengan mudah menyingkirkan perasaan sedih dan kecewa itu. Saya sering mengalaminya, begitupun juga dengan orang-orang yang telah menemukan “tombol” kebahagiannya. Selanjutnya, bagaimana dengan anda ?
Selamat berbahagia…

baca selengkapnya...

Sabtu, 14 Mei 2011

Membuat read more pada Blog

Sobat, tutorial membuat read more sudah banyak sekali yang menulis. tapi tetap aja hari gene masih aja ada yg ga bisa. so mau tidak mau saya ikutan deh membuat tutorialnya.
ada 2 cara membuat readmore pada blogger
1.. dengan kode HTML
2.. dengan tombol jump break..
ayoo kita bahas langkah langkahnya ya...


1.. dengan kode HTML
langkah-langkahnya :
1) Pada panel kontrol pilih Pengaturan lalu tab Format
2) Telusuri bagian bawah, pada bagian template entri sisipkan kode berikut lalu klik SIMPAN PENGATURAN
Dengan memasang kode ini, maka disetiap kali kita posting tulisan maka kode ini akan muncul
<span class="fullpost">
</span>
3) Langkah selanjutnya adalah ke Tata Letak, Edit HTML. Beri ceklist pada kolom Expand Template Widget
4) Cari kode ]]></b:skin>Jika kesulitan tekanlah Ctrl +F secara bersamaan dan masukkan kode tersebut pada kolom pencarian. Berikutnya sisipkan kode dibawah ini dibawah
kode ]]></b:skin>

<style>
<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>
span.fullpost {display:inline;}
<b:else/>
span.fullpost {display:none;}
</b:if>
</style>

5) Masih pada halaman Edit HTML cari kode <p><data:post.body/></p>>, kemudian sisipkan code ini dibawahnya
<b:if cond='data:blog.pageType != "item"'>
<a expr:href='data:post.url'>Read More..</a>
</b:if>
Kalimat read more diatas bisa diganti dengan “selanjutnya..”, atau “baca terus..”, “Next…” setelah itu klik SIMPAN TEMPLATE.

lalu cara kedua
2.. dengan tombol jump break
berikut langkahnya
1) masuklah ke alamat draf.blogger.com
2) masuk ke entri baru lalu cari tombol jump break.
3) sisipkan tombol ini diantara artikel anda yg ingin di read more
4) klik terbitkan entri
namun tombol ini kadang bisa kadang tidak, so jangan henti untuk coba yaa..

baca selengkapnya...

Jumat, 06 Mei 2011

Menulis kode HTML pada posting



sobat, pada awalnya saya kesulitan ingin membuat tutorial blog pada blogger. karena kode HTML tidak bisa di posting !!!
nah, setelah search & search akhirnya nemu deh caranya.
  1. masuk ke http://www.blogcrowds.com/resources/parse_html.php
  2. masukkan kode HTML yang mau diparse di dalam kotak lalu klik PARSE
  3. copy kode HTML hasil PARSE tadi ke postinganmu...jadi deh

baca selengkapnya...

Membuat buku tamu tersembunyi

buku tamu ini akan muncul di pojok kanan (liat blog saya deh). kalo kita klik akan muncul semuanya. berikut caranya :

  1. Login ke blogger dg memasukkan email dan password
  2. masuk ke menu Rancangan dan tambah gadget
  3. masukkan kode dibawah ini lalu klik simpan
  4. jangan diberi judul


<style type="text/css">
#gb{
position:fixed;
top:50px;
z-index:+1000;
}
* html #gb{position:relative;}
.gbtab{
height:100px;
width:30px;
float:left;
cursor:pointer;
background:url('https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG5YqV6CHpZ41MShi-BbulJShsKNLEJsJINueUXrOwPBZDbM5IJ7KpnBIk7kA4ArwPJRVX-xVB78Jg1_91XI9HZxwzXFhNVO-eNjY7auIip8C7BcAt2KdlG3_u6LxdKCrsVbsheJznLNnU/') no-repeat;
}
.gbcontent{
float:left;
border:2px solid #A5BD51;
background:#F5F5F5;
padding:10px;
}
</style>
<script type="text/javascript">
function showHideGB(){
var gb = document.getElementById("gb");
var w = gb.offsetWidth;
gb.opened ? moveGB(0, 30-w) : moveGB(20-w, 0);
gb.opened = !gb.opened;
}
function moveGB(x0, xf){
var gb = document.getElementById("gb");
var dx = Math.abs(x0-xf) > 10 ? 5 : 1;
var dir = xf>x0 ? 1 : -1;
var x = x0 + dx * dir;
gb.style.right = x.toString() + "px";
if(x0!=xf){setTimeout("moveGB("+x+", "+xf+")", 10);}
}
</script>
<div id="gb">
<div class="gbtab" onclick="showHideGB()"> </div>
<div class="gbcontent">
<!-- Ganti ini dengan kode buku tamu kamu -->
<br/>
<br/>
<a href="http://forantum.blogspot.com">.
</a>
<div style="text-align:right">
<a href="javascript:showHideGB()">
[close]
</a>
</div>
</div>
</div>
<script type="text/javascript">
var gb = document.getElementById("gb");
gb.style.right = (30-gb.offsetWidth).toString() + "px";
</script></div></div>

baca selengkapnya...

Senin, 02 Mei 2011

Mengapa Sekolah Harus Mahal ?



Sobat, bulan Juli biasanya para orang tua sibuk mencarikan sekolah bagi anak-anaknya. Yang lulus SD sibuk mencari SMP yang negeri. Yang lulus SMP juga sibuk mencari SMA. Yang penting negeri. Menurut orang tua, lebih murah menyekolahkan anaknya di sekolah negeri, daripada di swasta. Ada uang bantuan dari negara. Tidak hanya itu kualitas sekolah negeri & prestise juga menjadi alasan orang tua menginginkan anaknya di negeri. Akhirnya berbagai cara pun diambil agar anaknya bisa masuk di negeri. Ada yang melalui jalur “belakang”, menggunakan kekuasaan, kekerabatan, dsb.

Sobat, tidak sedikit orang tua yang merasa kecele. Terutama mereka yang berharap murah sekolah di negeri. Ternyata juga banyak tarikan sana-sini. Biaya ini itu. Sekolah swasta sekarang pun sudah banyak berbenah, meningkatkan kualitas mereka. Bersaing dengan negeri. Saya tidak akan membahas saling saing ini. Faktanya banyak sekali anak usia sekolah yang tidak melanjutkan sekolah. Mereka lebih memilih bekerja, berjualan koran, jadi asongan, atau mengemis di jalan-jalan. Cobalah tengok di perempatan jalan raya. Anaka-anak itu pasti ada. Pemerintah cukup tutup mata dan telinga. Melenggang dengan mobil berplat merah yang mewah. Bukankah sekolah gratis ? seperti yang ada di iklan-iklan ?. Sobat, monyet pun tidak percaya dengan hal ini.
Bahkan sekolah tinggi (universitas / institut) pun sudah menjadi lahan bisnis. Tidak peduli yang negeri ataupun yang swasta. Semua berlomba-lomba sebagai kampus yang eksklusif. Apalagi dengan status BHMN, dimana negara seolah sudah tidak mau turut campur mengenai rekrutmen calon mahasiswa sampai biaya kuliah. Maka timbulah jalur-jalur khusus (ada yang sampai jalur A, B, C, D) bagi calon mahasiswa berduit tebal. Sehingga orang tua yang anaknya lulus mengalami dilema. Disatu sisi senang karena anaknya masuk perguruan tinggi negeri. Apalagi kalau masuk PTN favorit, dengan jurusan favorit pula. Namun disisi lain mereka akan terperangah melihat biaya yang sangat mahal hanya untuk registrasi masuk. Belum biaya kuliah selama 4 tahun (kalau S1). Ada biaya Pembangunan, biaya Sukarela, biaya Praktikum, dan macam-macam biaya lainnya. Jumlahnya tidak sedikit.
Saat saya ngobrol dengan salah satu ibu single parent yang anaknya baru diterima di universitas favorit di Jatim (tidak usah saya sebut ya) melalui jalur umum (SNMPTN) yang pengumumannya baru hari Sabtu (01/08) kemarin. Raut mukanya seperti orang yang mengalami perasaan senang & sedih jadi satu. Ibu ini kemudian menyodorkan beberapa lembar kertas hasil cetakan download di kampus tersebut mengenai rincian biaya yang harus dibayar anaknya hanya untuk registrasi. Totalnya lebih dari 6 juta. Belum biaya SPP / semester. (sobat bisa bayangkan ga, kalau di terima lewat jalur khusus ? biayanya bisa berlipat-lipat dari ini). Belum juga biaya hidup di kota tersebut. Padahal ibu ini hanyalah pensiunan yang ditinggal mati suaminya. Selain biaya kuliah, dia juga harus membiayai biaya sekolah anaknya yang lain. Ketika saya tanya, apa cukup penghasilannya untuk membiayai anak-anaknya sekolah ? ibu ini hanya diam. Mau menangis. Ya Allah…saya juga jadi pingin ikut menangis. Itu adalah pertanyaan bodoh. Lalu cepat-cepat saya mengakhiri pembicaraan ini. Bukannya saya ingin kabur, namun sudah banyak ibu-ibu (ortu) seperti ini yang saya temui. Dan saya tidak kuat ketika mendengar & melihat beban yang harus mereka tanggung untuk anak-anak mereka.
Terlalu banyak sobat, cerita tentang anak yang tidak mampu sekolah/kuliah dari segi ekonomi bukan dari segi kecerdasannya. Salah satu murid saya pernah masuk koran lokal diwawancarai sambil menangis tentang masa depannya. Padahal ia adalah salah satu siswa dengan nilai UAN (Ujian Akhir Nasional) terbaik di kota.
Kemudian muncul pertanyaan, mengapa sekolah harus mahal ? apa salah jika orang tua melakukan berbagai cara (korupsi) demi anaknya ? dimana peran negara ?
Sobat, sekolah tidak harus mahal. Bahkan bisa GRATIS !!. Sungguh sobat.

Ini adalah beberapa sebab mengapa sekolah itu mahal :
1. Peran negara sangat minim
2. Perencanaan kebijakan sistem pendidikan yang sering “uji coba”
3. Sumber daya alam melimpah tidak terdistribusi dengan baik
4. Sumber daya manusia masih rendah kualitasnya
5. Keikutsertaan swasta dalam bidang pendidikan hanya dilatarbelakangi oleh nafsu “bisnis”
6. dll, dsb
Sobat, saya teringat kisah sejarah khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada masa pemerintahannya sekolah mulai dari tingkat dasar hingga semacam perguruan tinggi itu gratis. Bahkan bagi mereka yang menempuh jarak jauh (hei..belum ada mobil, adanya unta) disediakan tempat-tempat peristirahatan. Dan juga ada insentif bagi mereka yang tidak mampu. Dan tahukah sobat, profesi apakah yang mendapat gaji terbesar ? GURU !!. Sehingga tidaklah mengherankan tatkala zakat dibagikan, para amil zakat kebingungan mencari mereka yang berhak menerimanya, karena rakyatnya mampu-mampu. Karena rakyat semuanya mengenyam pendidikan. Dan dengan pendidikan itulah mereka mengejar rezekinya. Mengejar kesejahteraannya. Menumpuklah uang di baitul maal. Lihatlah sekarang pembagian BLT dibarengi dengan pertumpahan darah. Beberapa meninggal karena berebutan. Itu pertanda masyarakat miskin. Masyarakat kurang mengenyam pendidikan.
Pada tahun 70an, Malaysia, Vietnam dan beberapa negara Asia mengirimkan putra-putra terbaiknya untuk belajar di Indonesia. Pada saat itu memang kuku Indonesia menancap tajam di benua Asia. Sekarang justru terbalik. Kita yang mengirim buruh-buruh kasar ke negara-negara tersebut untuk diperkosa dan disiksa. Negara, seperti biasa hanya bisa mengelus dada melihat ada warganya yang terdzolimi di negara lain. Seperti macan yang ompong.
Sobat negara-negara tersebut mengalokasikan dana yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Karena tidak ada negara manapun yang akan rugi ketika mereka memberi perhatian yang serius pada pendidikan. Ini investasi jangka panjang. Negara memberi insentif, keringanan, dsb kepada mereka yang cerdas, mempunyai kemauan yang tinggi untuk mengenyam pendidikan. 5-10 tahun lagi negara lah yang akan memetik hasilnya. Karena putra-putra terbaik yang dibiayai sekolah oleh negara akan memberikan sumbangsih yang terbaik pula untuk negara. Inilah yang terjadi di Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dll. Kita, hanya berantem melulu.

Untuk menggratiskan sekolah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan manajerial yang serius dan sistemik. Orang-orang yang membuat kebijakan tentunya yang paham tentang seluk beluk pendidikan. Merekalah yang mengatur bagaimana sistem pendidikan, mulai dari kurikulum, tata laksana pendidikan, dan tentu saja upah / gaji dari guru.
Sobat, banyak sekali para guru (terutama mereka yang non PNS) yang mencari pekerjaan sampingan. Atau mereka dobel job. Kalau mengharap upah dari mendidik di sekolah saja tentu tidak cukup. Sebulan ada yang dibayar hanya 200rb. Tentu sangat kurang, terlebih bagi mereka yang mempunyai tanggungan di rumah. Sehingga fokus mereka terbagi. Yang penting kalau jam mengajar selesai langsung cabut (he..he kayak pengalaman pribadi nih). Terus bagaimana dengan mendidik, padahal ini adalah proses yang sangat penting daripada hanya mengajar ?.
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah, jauh daripada negara-negara maju kayak di eropa atau amerika. Kalau pengelolaan sumber ini benar dan digunakan untuk peruntukannya (lihat dong UUD ayat 33), artinya negara mengelola dan dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pemberian fasilitas umum (kesehatan, pendidikan, dll) secara gratis atau murah. Ini sangat bisa untuk dilakukan. Namun faktanya banyak sekali sumber daya alam kita yang justru lari ke luar negeri (liat deh Freeport, exxon, dll). Belum lagi anak bangsa yang suka gerogoti negaranya sendiri dengan tangan-tangan terampil (baca : korupsi).
Sobat, memang negara telah memberikan pos anggaran 20% untuk pendidikan (walaupun realitanya baru 10%an). Bagi saya ini jumlah yang sedikit. Tanpa meremehkan bidang yang lain, pendidikan memegang peranan yang sangat vital bagi kemajuan suatu bangsa. Jika masyarakatnya cerdas (tentunya selain dari IQ, juga SQ dan EQ dong) maka pembangunan akan pesat. Dan untuk mencerdaskan masyarakat, negara tidak boleh tutup mata & telinga dengan penderitaan rakyat atas mahalnya biaya sekolah. Pemerintah tidak usah itung-itungan untung rugi dalam memberikan insentif, keringanan atau bahkan pembebasan biaya bagi mereka yang kurang mampu. Toh ini untuk investasi jangka panjang. Pemerintah juga tidak usah ragu untuk memberikan kenaikan penghargaan bagi guru karena ditangan mereka calon-calon pemimpin bangsa ini ditempa.
Jadi seharusnya pendidikan itu bisa murah bahkan gratis. Semoga.

baca selengkapnya...

Gusti Allah mboten Sareh



Sobat….Cerita ini saya dapat dari temannya teman teman saya..bingung ga?? Ok deh.. kalo gitu fokus aja ke alur ceritanya. Sebut saja nama temannya teman teman saya ini Bambang (mohon maaf lho jika ada yang sama namanya). Cerita ini simpel banget, namun cukup mengandung makna..

Sobat, tatkala malam hari nan hujan deras, Bambang masih menggeber motor udiknya di tengah jalan. Dia mau cari tempat tuk berteduh. Akhirnya ada sebuah warung nasgor yang masih buka. Dia pun menepikan motornya. Lalu berteduh dipinggir warung. Sedikit terkena terpaan hujan memang, karena dia hanya berteduh dibawah pohon asem. Tapi lumayan, karena ga bawa jas hujan, dan karena kasihan motor bututnya tahun 90an, ”batuk-batuk” terkena siraman air hujan. Warung nasgor itu masih buka. Walau tentu saja tidak ada yang datang untuk membeli karena sudah larut malam, hujan lagi.
Warung itu tidak berbeda jauh dengan warung-warung yang lain. Kecil, hanya ditutupi kain bekas promosi salah satu merk sabun cuci. Paling-paling kalau penuh hanya lima orang yang bisa masuk.
Melihat ada orang yang berteduh di dekat warungnya, pemilik warung tersebut, ah.... sebut saja pak Soleh, menyilahkan masuk. ”Monggo le, berteduh di dalam sini saja. Tidak beli tidak apa-apa kok” Pak soleh begitu baik. Dengan malu-malu Bambang akhirnya masuk. Menunggu beberapa menit, hujan sedikitpun tidak menunjukkan akan reda. Setelah sekitar 15 menit menunggu didalam warung, Bambang tidak enak dengan pemilik warung. Akhirnya ia pun terpaksa beli nasgor, walaupun sebenarnya dicantolan motornya ada nasi bungkus terbungkus tas kresek yang siap santap. Tapi..ah ga enak dengan pemilik warung ini. ”Pak, nasgornya satu ya...” akhirnya. ”Nggeh”. Jawab pak Soleh senang.
Bambang pun mencoba untuk basa basi. “Pak malam-malam begini kok warungnya masih buka?, hujan deras lagi. Yang lain kan pada tutup” Bambang memulai pembicaraan. “ Gusti Allah iku mboten sareh le”. Jawab Pak Soleh. “Lho maksudnya apa Pak?” kali ini Bambang memang tidak mengerti. Pak Soleh pun berbicara agak panjang ”dalam kondisi apapun Gusti Allah selalu menebar rejeki-Nya. Memang, akibat hujan deras kelihatannya hari ini sepi yang datang kewarung, tapi di daerah lain saudara saya pasti sangat bersyukur karena hujan mampu menyuburkan sawahnya. Otomatis panen akan datang tepat waktu. Dan ditempat lain hujan pun juag sangat ditunggu-tunggu, terutama di daerah-daerah yang kekeringan”. Bambang pun semakin melahap nasgornya. Ia beruntung kali ini. Mendapat sedikit pencerahan tentang memahami sesuatu haruslah diambil dari sisi positif.
Sobat, saya pernah beberapa kali ”bertemu” orang biasa yang luar biasa seperti Pak Soleh diatas. Disebut biasa karena memang profesinya yang biasa saja. Bahkan mungkin tidak ada orang yang mencita-citakannya. Ada ga orang yag bercita-cita menjadi penjual nasgor, abang becak, kuli bangunan, penjual bakso pake gerobak, atau penjual asongan ?. Tidak ada kan. Disebut luar biasa karena dari profesinya yang biasa saja, namun mereka mempunyai prinsip hidup, semangat dan tingkah laku yang diatas rata-rata. Bahkan mungkin lebih baik dari mereka-mereka yang berjas mahal, mobil mewah, atau yang sering muncul di tipi-tipi.
Banyak hal yang saya pelajari tentang hidup dari mereka. Ketika bertemu, saat ngobrol, saya bisa merasakan adanya semangat untuk hidup, semangat yang diberikan kepada keluarga tercinta yang menunggu dirumah.
Salah satunya saat kebetulan ban motor saya kempes dan saya tambal di di pinggir jalan dekat RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo. Kebetulan pada saat itu setelah pengumuman EBTANAS tahun 2001 (lama banget ya...). saya masih memakai seragam sekolah. Saya ”lolos” dari terkaman teman-teman yang ingin coret-coret baju saya. Setelah pengumuman saya langsung kabur. Kata teman-teman se, akan merencanakan pawai akbar. Keliling kota sambil menggeber gas motor. Kalau perlu bikin macet jalanan. Kita mau show of force. Padahal banyak teman-teman yang nilai EBTANASnya kurang memuaskan. Tapi yang penting, satu kata. LULUS!!.
Ternyata rombongan pawai lewat jalan ini. Dan betul mereka bikin macet, bikin sumpek para pengguna jalan. Dan Masya Allah baju mereka sudah tidak mencerminkan anak sekolah lagi, banyak coretan sana sini. Yang perempuan juga sama. Bahkan ada yang di bonceng cowoknya sambil sesekali berdiri. Jagoan cewek nih.
Sambil menambal, Bapak (saya benar-benar tidak tau namanya) tukang tambal ngomong ke saya ”le, kalau jadi anak sekolah jangan seperti mereka. Jadilah anak yang baik, patuh pada orangtuamu, sekolah seng temen (sungguhan) dan berguna bagi masyarakat. Mereka itu seperti sampah!!. Kalau anakku seperti itu mending langsung tak kawinkan saja”. Mendengar omongan bapak tadi saya langsung terhenyak. Ya Robbi...bapak ini tidak tau kalau sebagian besar pawai itu adalah teman SMA saya. Dan yang membuat kagum adalah harapan, nasehatnya beliau kepada saya, kepada anak-anak seusia saya.
Sekarang sudah hampir 9 tahun berselang. Seperti inilah saya. Entah memenuhi harapan dari bapak tadi atau tidak. Tapi Engkau siapapun itu, walau tidak dikenal banyak orang, tetaplah salah satu guru kehidupan saya. Orang biasa yang luar biasa. Dan akan saya doakan, semoga semua kebaikan didunia ini selalu untukmu. Dan disisi Allah semata kembalimu.

Catatan : le = panggilan untuk anak laki-laki

baca selengkapnya...

Siapakah capres idolamu ?

 

blogger templates | Make Money Online