Sobat, kalo loe seorang muslimah yang belum berjilbab dan disuruh untuk memakai jilbab sekarang dan untuk selamanya, kira-kira mau ga ??!. Tentu ada yang jawab “ya, mau” , atau “tak pikir-pikir dulu deh”. Juga mungkin ga jarang yang akan menjawab “gak mau, belum siap!!”. dan sebagainya. Tentu bukan tujuannya saya memaksa yang lagi baca artikel ini tuk berjilbab (apalagi kalo loe cowok, gak terbayang kan betapa ”cantik”nya loe...he..he)...apapun jawaban loe, loe kayaknya harus baca nih artikel deh, apalagi kalo loe cewek, dah baligh lagi...
Dalam tulisan kali ini, saya berupaya untuk mendahulukan dalil naqli (nash baik dari Al Qur’an maupun Hadist Rasul) dan berupaya seminimal mungkin memberikan opini (kecuali fakta yang saya gali dari berbagai sumber). Mengapa ? karena saya berusaha mengupas pembahasan yang saya sendiri tidak memakainya (terbayang ga kalo saya pake jilbab??) tapi tentu saya mengimani dan meyakini apa-apa yang saya tulis (berupa saduran nash).
DEFINISI JILBAB
Secara bahasa, dalam kamus al Mu’jam al Wasith 1/128, disebutkan bahwa jilbab memiliki beberapa makna, yaitu:
Qomish (sejenis jubah) = Kain yang menutupi seluruh badan.
Khimar (kerudung) = Pakaian atasan seperti milhafah (selimut).
Adapun secara istilah, berikut ini perkataan para ulama’ tentang hal ini.
1. Ibnu Hazm rahimahulloh mengatakan, “Jilbab menurut bahasa Arab yang disebutkan oleh Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam adalah pakaian yang menutupi seluruh badan, bukan hanya sebagiannya.” Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan, “Jilbab adalah semacam selendang yang dikenakan di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup).” (Syaikh Al Bani dalam Jilbab Muslimah).
2. Syaikh bin Baz (dari Program Mausu’ah Fatawa Lajnah wal Imamain) berkata, “Jilbab adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas kain (dalaman). Jadi, jilbab adalah kain yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan jilbab, kepala, wajah dan semua badan di atas kain (dalaman).” (bin Baz, 289). Beliau juga mengatakan, “Jilbab adalah rida’ (selendang) yang dipakai di atas khimar (kerudung) seperti abaya (pakaian wanita Saudi).” (bin Baz, 214). Di tempat yang lain beliau mengatakan, “Jilbab adalah kain yang diletakkan seorang perempuan di atas kepala dan badannnya untuk menutupi wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan untuk pakaian yang biasa (dipakai di rumah).” (bin Baz, 746). Beliau juga berkata, “Jilbab adalah semua kain yang dipakai seorang perempuan untuk menutupi badan. Kain ini dipakai setelah memakai dar’un (sejenis jubah) dan khimar (kerudung kepala) dengan tujuan menutupi tempat-tempat perhiasan baik asli (baca: aurat) ataupun buatan (misal, kalung, anting-anting, dll).” (bin Baz, 313).
DALIL-DALIL TENTANG JILBAB
1. Surat 24 An Nur ayat 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
2. Surat 33 Al Ahzab ayat 59
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3. Sabda Rasulullah SAW
• Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang lain dan para wanita yang berpakaian tapi auratnya terlihat, yang berjalan melenggak-lenggok, sedangkan kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring. Mereka itu tidak akan masuk ke dalam surga dan juga tidak akan mencium bau surga. Padahal, harum semerbak surga itu dapat dirasakan dari jarak yang begini dan begini.” [Muslim 6/168]
• Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Fitri dan Adha, baik gadis yang menginjak akil balig, wanita-wanita yang sedang haid, maupun wanita-wanita pingitan. Wanita yang sedang haid tetap meninggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslim. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?" Rasulullah saw. menjawab, "Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya." (HR Muslim)
• "Siapa saja yang menyeret bajunya lantaran angkuh, Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat." Ummu Salamah bertanya, "Lalu bagaimana dengan ujung-ujung pakaian kami?" Beliau menjawab, "Turunkanlah satu jengkal." Ummu Salamah bertanya lagi, "Kalau begitu, telapak kakinya tersingkap." Lalu Rasulullah saw. bersabda lagi, "Turunkanlah satu hasta dan jangan lebih dari itu." (HR at-Tirmidzi).
• Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ummu al-Walad Abdurrahman bin Auf; ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah ra. tentang ujung pakainnya yang panjang dan digunakan berjalan di tempat yang kotor. Ummu Salamah menjawab bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Yuthahhiruhu mâ ba'dahu (Itu disucikan oleh apa yang sesudahnya).
SYARAT-SYARAT JILBAB
a. Hendaknya jilbab menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan, sebagaimana Firman Allah dalam QS An Nuur:31 dan QS Al-Ahzab: 59
b. Hendaknya jilbab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar jilbab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Jilbab terbuat dari kain yang tebal sehingga tidak menampakkan warna kulit tubuh.
- Jilbab longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
- Jilbab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan. Berdasarkan sabda Rasulullah berikut, "Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka". (HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan Hadits ini hasan).
- Jilbab tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits Rasulallah "Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita Pezina". (HR Abu Daud, Nasa'I dan Tirmizi dan hadits ini hasan).
- Hendaknya jilbab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Sabda Rasulullah: "Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". (HR Ahmad dan Abu Daud). Rasulullah mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki.(HR Abu Daud Nasa'I dan Ibnu Majah dan hadits ini shahih).
10 ALASAN MENGAPA WANITA ENGGAN BERJILBAB
1. Jilbab tidak menarik.
Justru laki-laki soleh hanya akan tertarik pada wanita solehah juga (berjilbab).
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab.
Tentunya kita harus memberitahu ke ortu tentang kewajiban menggunakan jilbab, dengan cara yang santun
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain.
Jika tidak mampu beli, maka kewajiban Saudara, Tetangga, Kawan dan Negara untuk membelikannya
4. Karena merasa gerah dan panas.
Lebih panas mana dengan api neraka ??
5. Takut tidak istiqamah.
Ketakutan melakukan perintahNya adalah berasal dari setan. Lakukanlah dengan niat yang benar, mintalah doa dan semangat dari kawan-kawan yang udah berjilbab duluan. Kuti ta’lim-ta’lim dan berkumpullah dengan orang alim
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab.
Jodoh adalah urusanNya. Kalo kita menginginkan suami yang soleh tentu kita harus mensolehkan diri kita dahulu. Dengan menghijabi fisik dan hati kita.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.
Ini adalah bisikan setan. Menampakkan keindahan tubuh pada org lain berakhir bencana (pemerkosaan, dll) dan neraka. Tapi menampakkannya pada suami adalah ibadah yang berpahala dan insyaAllah mengantarkan ke surga
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya.
Hidayah itu dikejar bukan ditunggu. Allah akan mengubah nasib loe jika kita memang mau berusaha menjadi lebih baik (liat surat Ar Ra’du ayat 11)
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji.
Padahal seharusnya sejak dini kita musti belajar, agar terbiasa. Kalo niatan loe ingin memakainya kalo dah nenek-nenek, gimana kalo besok loe mati ??.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu.
Justru dengan memakai jilbab identitas kita akan jelas. Seorang muslimah. Jika tidak, bisa jadi yang liat bingung. Apa loe Nasrani, Majusi, Atheis. Kalo tidak mau dianggap sebagai muslimah, yo wes lah.
Fakta menunjukkan, di negara-negara Barat yang kehidupannya dipenuhi dengan pornografi dan pornoaksi, angka perzinaan dan pemerkosaannya amat mengerikan. Di AS pada tahun 1995, misalnya, angka statistik nasional menunjukkan, 1,3 perempuan diperkosa setiap menitnya. Berarti, setiap jamnya 78 wanita diperkosa, atau 1.872 setiap harinya, atau 683.280 setiap tahunnya! Realitas ini makin membuktikan kebenaran ayat ini: Dzâlika adnâ an yu'rafna falâ yu'dzayn (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal sehingga mereka tidak diganggu).
Bagi wanita, jilbab juga dapat mengangkatnya pada derajat kemuliaan. Dengan aurat yang tertutup rapat, penilaian terhadapnya lebih terfokus pada kepribadiannya, kecerdasannya, dan profesionalismenya serta ketakwaannya. Ini berbeda jika wanita tampil 'terbuka' dan sensual. Penilaian terhadapnya lebih tertuju pada fisiknya. Penampilan seperti itu juga hanya akan menjadikan wanita dipandang sebagai onggokan daging yang memenuhi hawa nafsu saja.
baca selengkapnya...