Sobat, Menangis memang sering aku lakukan. Tapi itu kulakukan kala sendirian atau bermunajat pada Nya. Tapi kali ini air mata benar benar meleleh. Tak kuasa aku menahannya, tatkala jarum-jarum besi menancap di tangan anakku Ihan yang mungil dan tak berdaya. Mendengar jerit tangisnya, seakan hati ini ikut tertancap jarum bedebah itu. Perasaan semakin terisis manakala perawat dengan teganya menancapkan lagi di tangan yang sama tapi tempat yang berbeda. Mencari jalur buat masuknya infus. Ingin rasanya aku menebas tangan-tangan perawat itu. Tapi urung karena usaha baik mereka.
Memang jarum-jarum besi itu tertancap pada tangan Ihan di rumah sakit diawali dulu dengan sakit di rumah. Muntah-muntah. Momok yang paling kutakuti pada anak kecil. Padahal segala peralatan makan minum selalu disterilkan sehabis dipakai. serta apa-apa yang masuk ke dalam mulutnya selalu dikondisikan memang itu perlu untuknya. 2 kali anakku MRS gara-gara muntah. Setiap minum susu dan obat selalu dimuntahkan. Sehingga badannya lemas karena asupan makanannya dikeluarkan kembali. Hanya ada satu jalan, yaitu melalui infus. Tapi itu pula yang kutakuti. Tak tega rasanya anak sekecil itu yang selalu menyegarkan penatku dengan senyumnya, harus berurusan dengan jarum-jarum bedebah itu. Andai saja bisa diganti maka dengan senang hati kurelakan tanganku sebagai penggantinya. Sakitnya tak sampai menusuk hatiku.
Air mata meleleh seperti ini sama sekali tak kuharapkan. Semoga engkau diberi kekuatan dan kesehatan anakku. Jadilah anak yang kuat, sehat dan rajin sholat. Tinggikan cita-citamu, raihlah harapanmu, dan berpegang teguhlah pada ajaran agamamu. Jauhkan sikap angkuh yang dapat membuatmu rapuh, jadikan sabar sebagai teman untuk mencari jalan keluar. Amiin.